Felt Crazy

Recently, I've got an obsess on felt crafts. An idea on doing of all these things actually came from my sister who suddenly thinking of doing many kind of businesses. Haha! Apparently, I made it fervently. I spent my whole days of semester break at home and only doing this. I've got addicted to touch felt, see the combination of colours, sew it then, and packing for sell.. Really, I willl never know that I have this talent if i dont try-this is one of my new lesson for this year.... ;D

part of my good attempts... ;)

for my besties

my favourite <3

It's a good trial huh? I'm going to create some more.. I like it!!! Really addicted to felt..

"Allahlah yang menjadikan hati dan memberinya cinta. Jika hatimu diberinya nikmat cinta sebagaimana hatiku, marilah kita pelihara nikmat itu sebaik-baiknya. Kita jaga dan kita pupuk, kita pelihara supaya jangan dicabut Tuhan kembali. (HAMKA)

A Thank You Letter

Thank you for always being so sweet and silly. Thank you for dealing with me as I sometimes annoying and making you crazy- and you apparently give me a good smile every now and then.

In our relationship, there are ups and downs, we go through a lot together as we believe that the love is always there, and always will be. Thank you for knowing that laughter is truly the way to my heart. Your funny stories, your random jokes, your 'wild' imaginations, your 'witty banter' and play on words, the way you change every stressful moments to be completely ridiculous. Thank you for reminding me that we're never too old for a tickle fight.

Thank you for encouraging me to be the best version of myself.

Thank you for stopping when I've had too much worries, stress and have started to scream. Thank you for knowing me well enough to know that I prefer to keep quite (or acted like I'm ok) and stay alone (and sleep) when I've got angry from you and that the only thing is probably a lie just to get your attention.

Thank you for being patient, reliable and understanding. Sometimes, I'm selfish, impatient, and a little insecure. I make mistakes, I am out of control and at times hard to handle. But you able to handle me at my worst. Frankly, thank you for being with me at all.

Thank you for growing with me, and for putting your all into our relation. Thank you for making me feel beautiful. Thank you for making up with me after arguments, and for being willing to be the one to say, "I'm sorry." Things will never be perfect all the time, but we certainly have moments of perfection - which matter more than anything.

Thank you for making me proud to have you. I'm just so thankful to be relishing my every days with the man who still and always makes me feel 'giddy'. Thank you for making me fall in love many times...with you......

Love~

Keinginan dan pemilikan itu mampu memberikan kita keselesaan dan kebahagiaan sementara. Tetapi tidak mampu menjadikan kita insan dengan manusiawi yang sejati. Kita perlukan masa untuk melihat dan merenung ke dalam diri. Agar kita tidak menjadi manusia yang dikatakan Allah dalam Surah Al-Furqan, iaitu manusia yang menjadikan hawa nafsu sebagai Tuhan!

In the name of the best within you, do not sacrifice this world to those who do not deserve it. In the name of love, give without hoping getting it back. In the name of the values that keep you alive, do not let your vision be distorted by the afraid, the coward and the mindless. Do not let your fire go out, spark by irreplaceable spark, in the hopeless swamps of the approximate, the not-quite, the not-yet, the not-at-all. Do not let the hero in your soul perish, in lonely frustration for the life you deserved, but have never been able to reach. Check your road and the nature of your battle. The world you desired can be won, it's exist, it's rea, it's possible, it's yours!!!

Pesan...

“Anak muda yang dikasihi, pasanganmu adalah seseorang yang telah menghubungkan hati, jasmani dan nasibnya. Dengan sepenuh hati, saya mengucapkan tahniah kepada anak-anak yang saya kasihi sekalian. Saya berpesan, hendaklah kamu mencurahkan kasih sayang kepada pasanganmu. Setialah dengan mereka dan selaraskan dirimu dalam urusan satu sama lain.

Hindarilah kerumitan hidup bersama, dengan mengabaikan kekusutan kecil dan tidak penting. Semoga Tuhan menganugerahkan padamu kesejahteraan, kegembiraan dan ketinggian rohani. Moga dikurniakan kepadamu tumpuan kehidupan; yakni anak-anak tercinta yang sihat, soleh serta menjadi penyinar." - Ayatullah al Uzma Ali Khamenei.



Kebahagiaan yang sedemikian rupa tidak akan wujud kecuali di bawah naungan takwa kepada Allah dan mencintai Allah di waktu terang-terangan dan rahsia di waktu ghaib dan waktu syahadah. Lantaran itu tenteramlah jiwa suami dan ia berpuas hati kepada isterinya dan yakinlah ia bahawa isterinya hanyalah untuk dirinya sendiri sahaja, yang memelihara diri walaupun beberapa lama ia terpisah dari isterinya. Demikian juga sikap isterinya terhadap suami dibaluti dengan sepenuh kepercayaan itu. Di dalam suasana bahagia yang demikian, syaitan dari bangsa jin dan manusia tidak mempunyai jalan untuk mengganggu dan menggoda keduanya. - Al-Marhum Ustaz Mustafa Masyhur, Mursyidul Am kelima Jamaah Ikhwan Muslimin .

Kebanyakan manusia tidak meyedari penderitaan, sebahagian lari dari penderitaan.
Dan, aku berada pada keduanya..

Aku peribadi yang terbebas dari siklus, dan aku jua yang berada di dalamnya.
Di luar atau di dalam, untuk aku jalani, untuk aku sedari..

Kehidupan ada pada keduanya. Dalam dan luar, atas dan bawah, zahir dan batin.
Keseluruhan...

Kebanyakan orang melihat keluar, sebahagian melihat ke dalam dan aku kembali melihat keluar tanpa meninggalkan yang dalam.

Aku melihat pada keduanya dalam satu...

Falsafah Busana Melayu

Saya terpanggil untuk berkongsi falsafah di sebalik baju kurung yang dipetik daripada novel Manikam Kalbu karya Faisal Tehrani, seorang novelis yang sungguh-sungguh saya kagumi dan begitu menginspirasikan. Betapa utuh nilai keislaman di sebalik busana melayu yang kita pakai selama ini. Sayangnya, ada pihak yang berani-berani menodai kesucian nilai pakaian kita sehingga sanggup memadankan baju kebaya dengan seluar jeans (sebagai contoh). Ini kreatif songsang dan berniat jahat ke atas budaya Melayu kerana menurut FT, jurubusana dewasa ini kebanyakannya tak cukup lelaki, akibatnya pakaian Melayu menjadi kacau bilau dan huru-hara oleh kekeliruan mereka.

Perbualan Sultan Muhammad Syah dengan Manikam Kalbu.....

“Tuanku, pacal namakan busana yang pertama ini baju kurung. Boleh sahaja disediakan untuk lelaki mahupun perempuan. Tetapi, dengan sedikit perbezaan. Adapun pacal namakan baju kurung kerana pertama, busana ini dikurung oleh syarak. Pakaian Melayu itu haruslah dikurung ketentuan syariat. Maka memang pacal rekakan pakaian ini supaya labuh, longgar, selesa dan tidak mengetam.”




“Adapun kurung itu dikurung oleh adat. Manusia Melayu itu apabila mengenakan baju kurung, segera dia tahu membawa diri, menyesuaikan dengan tempat, tahu pula alat kelengkapan yang harus dipakai sama, tahu cara memakainya, dan wajib pula tahu apa makna dan tujuan mengenakannya”

“Pacal mengimpikan sejenis busana yang apabila dikenakan di badan si pemakainya terkurung dan terhindar sifat angkuh dan sombong. Oleh baju kurung itu sekali-kali si pemakainya tidak bercakap bohong dan apabila sudah berbaju kurung peliharalah iman supaya tidak terpesong”

"Mengapa baju kurung lelaki berbutang lima dan baju kurung perempuan berbutang satu?"

“Pacal membayangkan rumah butang yang lima itu maknanya rukun Islam yakni yang atas itu mengucapkan dua kalimah syahadah, yang keduanya itu solat lima waktu justeru sesuai sekali baju kurung dibawa ke masjid. Rumah ketiga itu mengingatkan kepada puasa Ramadhan dan yang keempatnya supaya si pemakai sedar akan kewajipan berzakat dan yang terakhir ialah jika ada kemampuan, eloklah si pemakainya naik haji."

Ampun Tuanku, pacal juga mengimpikan butang yang satu itu ialah lambang akidah kita. Kita mengesakan Allah yang satu. Pacal bayangkan bumi ini bulat seperti mulut belanga (leher baju kurung) dan kita duduk di mukanya (butang nan satu yang mengancing leher baju) sebagai abdi Tuhan.”

Tahukah anda, apabila bangsa di timur telah pun pandai mewarna benang, menggunakan benang emas untuk dilekatkan di sepatu, dan menggunakan sutera serta bermacam lagi tenunan, orang Barat masih lagi dalam zaman gelap, benua Eropah masih lagi dicengkam penyakit buta huruf, kusam dan mereka hampir-hampir tidak berpakaian (Dark Ages). Malah benua Amerika pun belum mereka temui ketika itu!

Sungguh saya merasa 'kenyang' seusai membaca novel ini......=)

Mentafsir Hati

Gerak dan tafsiran hati tidak mudah untuk dinilai lantaran ia sering berubah-ubah. Kerana itulah hati disebut sebagai 'Qalbu'(berbolak balik). Tafsiran hati amat sukar difahami baik oleh mereka mahupun diri sendiri. Suatu saat kata hati berbisik sesuatu, dan pada saat yang lainnya dengan mudah kata hati itu berubah. Kesukaran untk menterjemah menjadikan hati sering keliru untuk membeza rasa. Lalu, biarkan hati mencari masa, mencari ruang, mecari kesempatan, untuk menafsirkan apa yang dikandung.

Mengapa Pilih Derita

Bagaimana ingin aku membencimu
Jikalau setiap hari merindu
Sekiranya derita merinduimu itu sebenarnya bahagia..
Aku pilih derita..
~Ahli fikir~ (Derita Merindu)

Ada yang lebih gemar memilih derita sedangkan jalan-jalan bahagia masih terbentang luas. Maka persoalannya, untuk apa? Atau lebih tepat berbaloikah derita untuk mengecap bahagia yang belum pasti? Atau benarkah apa yang ditanggung itu benar-benar sebuah derita..atau cuma sekadar dongengan yang ditanggung oleh sang penderita yang kononnya rela berkorban atas kepercayaan bahawa derita akan beransur pudar dan sinar bahagia bakal menjelma, seperti menjelmanya siang menggantikan malam atau seperti menjelmanya mentari menggantikan hujan. Jalan yang terbaik adalh dengan muhasabah diri dan kembali kepada fitrah! Untuk apa kita diciptakan melainkan untuk menjadi khalifah di muka bumi. Untuk apa kita menderita melainkan semta-mata kerana Allah Taala, semata-mata. Justeru, hidup terlalu singkat untuk meratapi kesedihan mahupun untuk menanggung penderitaan yang hakikatnya bukanlah penderitaan yang wajar. Penderitaan yang wajar adalah penderitaan yang benar-benar berada di jalan Allah Taala, di mana sang penderita dapat merasa manisnya penderitaan itu!

Rahmatan Lil 'Alamin

Lahir seorang bayi yang elok rupa lagi sihat badannya pada suatu malam Isnin di bulan Rabiul Awal tanggal 12 haribulan bertepatan dengan tahun 570 Masehi. Si ibu, Siti Aminah ternyata tidak menanggung penderitaan yang berat sebagaimana kebanyakan ibu-ibu biasa ketika melahirkannya. Di sisi, hambanya Siti Syifa’ selaku bidan menyambut kelahiran bayi itu Dibersihkan badannya kemudian dibalutnya dengan kain putih bersih.

Sungguh menghairankan Siti Syifa’ yang juga merupakan ibu kepada Abdul Rahman Auf, tatkala menyambut kelahiran manusia agung tersebut. Bayi tersebut langsung tidak menangis, tetapi hanya bersin. Seakan sama dengan apa yang terjadi kepada bapa kita Nabi Adam. Setelah hidup dan bernafas, tiba-tiba beliau bersin.

Malah suasana di rumah Abdul Muttalib yang hanya diterangi cahaya pelita, tiba-tiba menjadi terang benderang. Manakala di luar rumah, berhala-berhala yang berdiri megah di sekeliling Ka’abah semua tumbang seperti ditolak oleh satu tenaga yang kuat dari arah Kaabah. Nun jauh di Farsi, api yang menjadi pujaan rakyat Farsi yang beragama Majusi sejak dinyalakan tidak pernah padam, tiba-tiba sahaja padam. Istana Maharaja Farsi, Kisra pula bergoncang.

Manakala di atas langit pula para malaikat sibuk bercakap tentang kelahiran insan agung yang akan membawa obor yang terang benderang untuk menyuluh umat manusia yang sedang bergelumang hidup di dalam kesesatan.

RAHMATAN LIL 'ALAMIN..!

Mengapa Ada Derita

Tuhanku...

Sungguh ganjil
Bagaimana bisa
Sekian lama
Aku tergiur
Pada yang selainMu..

Penderitaan adalah kerana pemilikan dan keterikatan.Ia muncul kerana adanya kelekatan atau 'attachment'. Kebergantungan terhadap sesuatu hingga lupa pada pergantungan yang lain yang sebenarnya adalah menjadi sumber ketidakbahagiaan. Ia sumber menjauhkan kita dari manusia lain. Malah boleh menjadi maya buat beberapa lama hingga menomborduakan Tuhan.

Keinginan dan pemilikan itu mampu memberikan kita keselesaan dan kebahagiaan sementara. Tetapi tidak mampu menjadikan kita insan dengan manusiawi yang sejati. Kita perlukan masa untuk melihat dan merenung ke dalam diri. Agar kita tidak menjadi manusia yang dikatakan Allah dalam Surah Al-Furqan, iaitu manusia yang menjadikan hawa nafsu sebagai Tuhan!

Cinta Itu Bukan Tuhan

Cinta itu bukan Tuhan. Maka bukan semua kehendak cinta harus dipatuhi. Cinta adalah ketulusan hati yang diserahkan. Ia ibarat mentari; menyinar tanpa mengharap untuk disinari, memberi tanpa mengharap kembali. Seringkali cinta digambarkan begitu suci. Tapi sayang, banyak cinta suci yang hilang kesuciannya lantaran menyangka bahawa ia akan kekal suci buat selamanya.

Cinta terus menyinar, menguntum adakalanya mengembang seketika lantas menguncup . Cinta datang dan pergi. Dan hidup begitu singkat untuk mempersoalkan tentang cinta yang sia-sia. Cinta yang tidak kesampaian. Cinta yang tidak berpenghujung. Hidup bukan semata-mata mempersoalkan tentang cinta. Hidup penuh dengan soal-soal lain yang jauh lebih penting.

Pergerakan masa yang terus berinjak tanpa penat hingga tiba suatu tahap ia merubah erti cinta buat sekalian khalayak pencari cinta. Signifikasi, pengertian malah rasanya semakin berbeza. Andai cinta itu tidak lagi suci, jangan disalahkan cinta. Tetapi persoalkan sang pencinta dan pencari cinta, adakah mereka benar-benar suci untuk menggenggam cinta yang suci?

Ketika ini, cinta masih kekal suci. Namun apakah cinta yang datang, cinta yang pergi, cinta yang menjengah seketika atau lama. Dalam diri si anak kecil, si tua bangka, si gadis atau teruna, hamba sahaya mahupun raja. Apakah ia sesuatu yang perlu atau sekadar ikut-ikutan demi mencari cinta sebenar? Ah, kita sudah terlalu lama untuk menilainya meski pencarian itu tidak akan pernah terhenti.

Makhluk Terindah...

Dan sesiapa yang melihat dia akan mengakui, dialah makhluk terindah pernah diciptakan Tuhan. Dialah makhluk itu, makhluk yang bernama wanita. Makhluk terindah pernah diciptakan Tuhan. Lantaran keindahan yang teramat itu, maka perlu akan penjagaan, agar keindahan itu terpelihara menghiasi, mengharumi dan mewangi sepanjang zaman. Damai, tenteram, tenteram dan damai- sepanjang zaman. Atas ihsan Tuhan yang mengenali tiap makhluknya, maka Tuhan memperkenalkan peraturan tertentu agar makhluk terindah itu terpelihara, mendamaikan dan menenteramkan seisi alam. Kerana Tuhan itu yang mencipta, maka Tuhan sudah tentu mengetahui peraturan yang mampu menjaga makhluk terindah itu daripada kerosakan dan kehancuran.

TUHAN... AKU INI SEORANG PEMBERONTAK! SEORANG PEMBERONTAK!

Dan dia menjadi gila. Dia rela mencemarkan keindahan dirinya dengan melanggar aturan Tuhan. Bermula saat dia melanggar aturan Tuhan, dia bukan lagi dia yang mendamaikan, sebaliknya dia sudah menjadi dia yang menghairahkan. Dia bukan lagi dia yang menenteramkan, sebaliknya dia sudah penjadi pengacau yang jahat dalam minda sesiapa sahaja yang memandangnya. Dia sudah menjadi dia yang gila saat dia melanggar aturan Tuhan sedang aturan itu perlu untuk dia kekal damai dan tenteram. Saat dia mempamerkan rambutnya, saat dia menyelak kerudung yang melitupi dadanya, saat dia menyentengkan lengannya. Dia sudah menjadi hina. Sedangkan sebelum ini, dialah makhluk terindah yang mendamaikan dan menenteramkan.

TUHAN... AKU INI PEMBERONTAK! SEORANG PENAGIH CINTA! CINTA!

Dan saat hormon berahi menguasai tiap penjuru jiwanya, dia terkulai tidak bermaya. Dia perlukan cinta. Dia rela menjadi pelacur asalkan bayarannya adalah cinta. Lantas dibiarkan tiap inci tubuhnya dijarahi, direlakan suaranya memujuk dan merayu, dihias tubuhnya secantik termampu, diukirnya senyum termanis, dibiarkan tubuhnya dirangkul, asalkan bayarannya nanti adalah cinta. Dia sudah menjadi pelacur demi cinta. Andailah dia mampu bersabar, dia akan kekal mulia sebagai makhluk terindah yang menenteramkan dan mendamaikan. Dia sudah tidak mampu berfikir, dia ketagihkan cinta. Dia melacur demi cinta. Dia sudah menjadi pelacur sedangkan sebelum ini dia adalah makhluk terindah yang mulus, suci, tenteram dan mendamaikan.

TUHAN... AKU INI PEMBERONTAK.... TUHAN....AKU INI PEMBERONTAK....

Dan malam yang dingin itu, butir-butir mutiara berguguran jatuh ke ribanya. Sedu dan sedan. Pilu. Sedih dan rintih. Damai dan tenteram. Pulang ke pangkal jalan. Kembali.“Tuhanku, aku ini pemberontak, pelanggar hukumMu yang setia. Aku ingin kembali. Ingin pulang. Ingin membersihkan diri dari noda-noda hitam.” Air mata berguguran.“Tuhan aku ini pendosa, bernilaikah taubatku di sisiMu, Tuhan?” Air mata berderaian.Taubat setulus itu, masakan Tuhan tidak menerima. Dan malam yang dingin itu, diresapi dengan damai fimanNya, mereka yang mengerjakan kejahatan, kemudian bertaubat dan beriman, sesungguhnya TuhanMu adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-A’raf, 153)Dan dia, lena dalam kerudung putihnya. Damai. Tenteram.